Tampilkan postingan dengan label Agama Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama Islam. Tampilkan semua postingan

Beberapa Hadits Mengenai Wanita


  • Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayangnya yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab beliau, “Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia”.
  • Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah mencatatkan baginya setiap hari dengan 1.000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1.000 kejahatan.
  • Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.
  • Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
  • Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
  • Apabila semalaman ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah memberinya pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah.
  • Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis karena takut akan Allah dan orang yang takut akan Allah, akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
  • Barangsiapa membawa hadiah, (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya), maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.
  • Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10. 000 tahun).
  • Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dikehendaki.
  • Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1.000 lelaki yang soleh.
  • Aisyah berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab Rasulullah, “Suaminya. “Siapa pula yang berhak terhadap lelaki?” Jawab Rasulullah, “Ibunya”.
  • Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
  • Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung diudara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama dia taat kepada suami serta menjaga sembahyang dan puasanya.
  • Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
  • Syurga itu di bawah tapak kaki ibu.
  • Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku Nabi SAW) di dalam syurga.
  • Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya syurga.
  • Dari Aisyah r.a., Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuan lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

Sahabat Yang Baik Menurut Islam


Salah satu nikmat Ilahi yang Allah berikan kepada manusia adalah rasa sosial dan kebutuhan untuk bergaul dengan orang lain dan menjalin hubungan persahabatan dengan anggota masyarakat. Orang yang memiliki teman yang baik dan memanfaatkan hubungan itu dengan benar dan logis akan memiliki kehidupan individu dan sosial yang lebih baik.

Anda tentunya memiliki kawan untuk berbicara, berbagi perasaan, saling menasehati dan saling membantu di kala susah. Sebagian orang punya kelebihan yang bisa menjalin hubungan persahabatan dengan banyak kawan sementara sebagian yang lain hanya puas dengan memiliki beberapa orang teman yang jumlahnya tak lebih dari hitungan jari. Tentunya, di antara kawan yang kita miliki adalah yang punya hubungan sangat dekat dan siap membantu dengan tulus saat kita mendapat kesusahan dan masalah.
Islam memandang persahabatan sebagai nilai yang agung dan menentukan dalam nasib dan kehidupan seseorang. Karena itu, baik Nabi Saw maupun para Imam Maksum Ahlul Bait dalam banyak kesempatan menekankan untuk memilih sahabat dan kawan dengan benar. Misalnya dalam hadis Nabi disebutkan bahwa beliau bersabda,  “Manusia beragama seperti sahabatnya.  Karena itu, hendaknya dia teliti dengan siapa dia menjalin persahabatan.” Hadis ini menerangkan sejauh mana pengaruh seorang kawan sehingga bisa mempengaruhi keberagamaan sahabatnya. Dalam hadis disebutkan, 
Sahabat yang baik lebih baik dari kesendirian dan kesendirian lebih baik dari sahabat yang buruk.”
Islam menekankan kepada kita untuk teliti dalam memilih kawan dan sahabat. Oleh karena itu, kecintaan kepada seseorang tidak lantas meniscayakan jalinan persahabatan. Sebab, untuk bersahabat kita harus melihat dengan teliti darimana munculnya kecintaan itu dan apakah orang tersebut layak untuk dijadikan sahabat. Imam Ali bin Abi Thalib (as) berkata, 
“Orang yang menjalin persahabatan setelah teliti dalam memilih sahabat, maka persahabatannya akan langgeng dan kokoh.” 
Dari hadis tadi dapat difahami bahwa persahabatan yang dijalin tanpa dasar pemikiran yang benar akan berakhir buruk .
Kini yang menjadi pertanyaan, menurut Islam kriteria apakah yang mesti dimiliki sahabat yang baik? Menurut Islam, salah satu kriteria terpenting adalah kematangan orang dalam bernalar dan mengambil sikap yang logis dalam semua hal. Sahabat yang seperti ini adalah penasehat yang bisa dipercaya yang mencegah sahabatnya dari kesalahan. Banyak riwayat dan hadis yang menekankan untuk memilih sahabat yang bijak dan berakal. Diantaranya adalah hadis dari Imam Ali (as). Beliau berkata, 
“Bersahabat dengan orang yang arif dan bijak akan menghidupkan jiwa dan ruh.” 
 Hadis ini mengisyaratkan bahwa orang yang berakal adalah orang yang pandai bersikap. Orang yang demikian jelas akan mencegah sahabatnya dari perbuatan yang salah. Sementara, orang yang dungu dan bodoh justeru akan membuat malu orang lain karena perkataan, sikap dan perbuatannya.
Kriteria lain adalah akhlak dan budi pekerti yang baik. Menurut ajaran Islam, sahabat yang baik mesti memiliki akhlak yang baik dan jiwa yang bersih. Sebab, orang yang berperangai buruk akan mudah melakukan kejahatan, keburukan dan kesalahan. Dalam al-Qur’an al-Karim, Allah Swt mengingatkan kita untuk tidak memilih kawan yang jahat, buruk, dan pendosa.  
Ayat 28 dan 29 surat al-Furqan menjelaskan kisah kawan yang buruk di hari kiamat kelak. Disebutkan di ayat itu bahwa seseorang yang berada di neraka menyesali karena salah memilih sahabat dan mengatakan, “Andai saja aku tidak menjadikan si Polan itu sahabatku. Dia telah mencegahku dari mengikuti kebenaran yang sebenarnya telah sampai kepadaku.”
Para pakar psikologi telah melakukan berbagai penelitian luas mengenai persahabatan. Mereka meyakini bahwa kawan dan sahabat di masa muda punya pengaruh besar dibanding sahabat yang dimiliki orang pada periode usia yang lain. sebab sahabat di masa muda punya peran besar dalam membentuk pemikiran dan agenda hidup seseorang. Para psikolog berpendapat bahwa secara kejiwaan, anak muda sangat mudah dipengaruhi dan salah satu yang punya pengaruh besar terhadapnya adalah sahabat. Islam mengenal dengan baik kriteria masa muda ini sehingga menekankan kepada pengikutnya untuk berhati-hati dan teliti dalam memilih kawan.
Mengenai persahabatan dengan orang yang tidak baik, Imam Ali (as) berkata, 
“Bersahabat dengan orang yang durjana akan mengakibatkan kesengsaraan tak ubahnya seperti angin yang menyapu bangkai dan menyebarkan bau busuk bersamanya.” 
Riwayat ini mengingatkan kita akan bahaya dan kerugian yang ditimbulkan oleh persahabatan dengan orang-orang jahat. Orang mungkin akan menjaga diri untuk tidak terpengaruh dengan perbuatan buruk mereka. Tetapi dia tetap tak bisa melepas diri dari imbas persahabatan ini yang hanya menghadiahkan cela baginya di tengah masyarakat. Mungkin orang akan mengatakan bahwa dia bisa menjaga diri meski berkawan dengan orang-orang jahat dan pendosa. Tapi satu hal yang perlu diingat adalah bahwa manusia bukanlah batu atau kayu mati yang sama sekali tidak tepengaruh oleh perbuatan, perkataan dan sifat orang lain yang ada di sekitarnya. Semua itu akan berpengaruh pada diri kita tanpa kita sadari.
Kriteria lain dari sahabat yang baik menurut Islam adalah orang yang setia dengan tali persahabatan. 
Imam Sadiq (as) dalam sebuah riwayat menjelaskan hal itu dalam sebuah ungkapan indah. Beliau berkata, “Berkawan ada batasnya. Siapa saja yang menjaga batasan itu berarti dia adalah sahabat yang benar. Jika tidak, jangan bersahabat dengannya.” 
Beliau lalu menjelaskan batas-batas persahabatan dan berkata, 
Batasan-batasan persahabatan adalah; Pertama, dia mesti bersikap sama baik didepanmu maupun dibelakangmu (Yakni menjaga kejujuran dan persahabatan). Kedua, menganggap kebaikanmu sebagai kebaikannya dan celamu sebagai celanya. Ketiga, tidak mengubah perilaku ketika dia mendapat kedudukan atau harta. Keempat, jika memiliki harta, dia tak akan pernah segan membantumu. Kelima, tidak membiarkanmu seorang diri kala engkau ditimpa masalah dan kesulitan.”
Kriteria berikutnya dari seorang sahabat yang baik adalah kesesuaiannya dengan kita. Sahabat yang baik adalah orang yang sederajat dengan kita dalam hal materi, kedudukan sosial, dan pemikiran. 
Imam Muhammad Baqir (as) berkata, “Bersahabatlah dengan orang yang sederajat denganmu. Jangan engkau bersahabat dengan orang yang menjaminmu sebab hal itu akan mengakibatkan kehinaan dan kerendahan bagimu.” 
Hadis ini mengingatkan kita akan harga diri manusia. Mungkin orang akan senang bersahabat dengan orang yang lebih kaya yang bisa membantunya secara finansial. Tapi sebenarnya persahabatan ini hanya akan membuatnya hina dan rendah di mata sahabatnya yang kaya.
Kriteria lain dari sahabat yang baik adalah kesabaran.  
Imam Ali (as) berkata, “Bersahabatlah dengan orang yang penyabar, dengan begitu engkau bisa belajar meningkatkan kesabaranmu.” 
Hadis ini menjelaskan pengaruh sahabat yang penyabar. Orang yang penyabar akan mudah merendahkan hati ketika muncul masalah dalam persahabatan. Dia akan mudah memaafkan kesalahan sahabatnya. Perselisihan yang mungkin muncul antara dia dengan kawannya tidak akan mudah merusak persahabatan. Tapi bagaimanakah kriteria orang yang penyabar?  
Imam Sadiq (as) menjelaskan, “Orang yang marah kepadamu sampai tiga kali tapi tak pernah mengucapkan kata-kata buruk terhadapmu, maka ia layak engkau jadikan sahabat.”
Sampai disini kita sudah membicarakan beberapa kriteria sahabat yang baik menurut ajaran Islam. Ada baiknya kita juga mengenal kriteria-kriteria orang yang tidak layak dijadikan kawan. Ada banyak riwayat yang menjelaskan hal ini. 
Salah satu riwayat yang terbaik dalam hal ini adalah hadis Imam Sajjad (as). Beliau berkata, “Anakku, cermatilah lima kelompok manusia yang tidak layak bagimu untuk bersahabat dengan mereka, berbicara dengan mereka dan berjalan bersama mereka. 
Hindari persahabatan dengan orang pendusta. Sebab dia ibarat fatamorgana yang menampakkan hal yang dekat seakan jauh dan hal yang jauh seakan dekat. Jangan kau berkawan dengan orang pendosa sebab dia siap menjualmu dengan imbalan sesuap makanan atau lebih sedikit dari itu. 
Jangan berkawan dengan orang yang kikir, sebab dia akan meninggalkanmu ketika engkau memerlukannya. Jauhi persahabatan dengan orang yang bodoh sebab dia akan merugikan dirimu ketika berniat melakukan kebaikan untukmu.
*Jauhilah pula orang yang memutuskan tali kekerabatan sebab aku dapatkan al-Qur’an telah mengutuknya.

Keindahan Surga Dalam Al Quran

Alangkah lebih baiknya jika kita mengetahui bagaimana gambaran surga itu? Nah, maka dari itu saya berbagi apa yang sudah saya ketahui tentang "SURGA".
Surga adalah negeri kemuliaan yang abadi, negeri yang penuh dengan kenikmatan yang sempurna, yang tak ada cela sama sekali. Berbagai kenikmatan telah Allah persiapkan di sana. Dalam hadits qudsi, Allah l berfirman:
“Aku telah persiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh kenikmatan yang tak pernah dilihat mata, tak pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah terbetik di hati manusia.” Kemudian Rasulullah n berkata, “Kalau mau, silakan kalian baca:
“Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka. (as-Sajdah: 17)’.”
(HR. al-Bukhari)
Akan tampak agungnya nikmat surga ketika dibandingkan dengan kesenangan duniawi. Kesenangan dunia dibandingkan dengan kenikmatan akhirat sangatlah rendah. Rasulullah n bersabda, “Tempat cemeti salah seorang kalian di surga lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. al-Bukhari)
Oleh karena itu, masuk surga dan selamat dari neraka adalah kesuksesan yang agung, kemenangan yang besar. Allah berfirman:
“Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.” (Ali Imran: 185)
“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar, itu adalah keberuntungan yang besar.” (at-Taubah: 72)
Setiap muslim pastilah merindukan surga. Merindukan berbagai kenikmatan yang telah dipersiapkan oleh Allah di sana.
Untuk semakin menambah keimanan kita tentang surga dan menambah kerinduan kita kepadanya sehingga semakin bersemangat beribadah kepada Allah, maka kami akan paparkan sekelumit pemandangan surga dan berbagai kenikmatan yang telah disebutkan Allah dan Rasul-Nya.
  • Sifat-Sifat Surga
Di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah telah banyak disebutkan sifat surga. Dalam kesempatan ini, akan kami sebutkan beberapa di antaranya.
  • Luas Surga
Allah telah menjelaskan tentang luas surga dalam firman-Nya:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 133)
  • Surga Bertingkat-Tingkat
Telah ada dalam nash yang sahih bahwa surga ada seratus tingkat, jarak antartingkat sejauh langit dan bumi. Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah yang bersabda:
“Sesungguhnya di surga ada seratus tingkat yang dipersiapkan bagi para mujahidin di jalan-Nya. Jarak antartingkat seperti jarak bumi dan langit.” (HR. al-Bukhari)
  • Pintu-Pintu Surga
Pintu surga ada delapan, salah satunya bernama Rayyan. Dari Sahl bin Sa’d, dari Nabi yang bersabda:
“Di surga ada delapan pintu. Ada pintu yang dinamai Rayyan, tidak ada yang masuk melalui pintu tersebut melainkan orang-orang yang puasa.” (HR. Buhari)
Akan ada orang yang dipanggil untuk masuk dari semua pintu, di antara mereka adalah Abu Bakar.
  • Penjaga Surga
Allah berfirman:
Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka dibawa ke dalam surga berkelompok-kelompok (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedangkan pintu-pintunya telah terbuka, berkatalah penjaga-penjaganya kepada mereka, “Keselamatan (dilimpahkan) untuk kalian. Berbahagialah kalian! Masukilah surga ini, kalian kekal di dalamnya.” (az-Zumar: 73)
Dari Anas bin Malik z, Rasulullah n berkata:
"Aku mendatangi pintu surga dan minta untuk dibukakan. Penjaga surga pun berkata, “Siapa kamu?” Aku menjawab, “Muhammad.” Penjaga surga berkata, “Aku telah diperintah membukanya untukmu, dan aku tidak boleh membukanya untuk orang lain sebelummu.” (HR. Muslim no. 507)
Ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa surga ada penjaganya dari kalangan malaikat.
  • Yang Pertama Masuk Surga
Orang yang pertama masuk surga adalah Nabi Muhammad dan umat pertama yang masuk surga adalah umat beliau. Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwasanya Rasulullah bersabda:
Aku mendatangi pintu surga dan minta untuk dibukakan. Penjaga surga pun berkata, “Siapa kamu?” Aku menjawab, “Muhammad.” Penjaga surga berkata, “Aku telah diperintah membukanya untukmu, dan aku tidak boleh membukanya untuk orang lain sebelummu.” (HR. Muslim)
Dalil yang menyatakan bahwa umat Muhammad yang paling dahulu masuk surga adalah hadits:
“Kita adalah yang terakhir (masanya di dunia), tetapi yang pertama di hari kiamat. Kitalah yang akan masuk surga lebih dahulu.” (HR. Muslim)
  • Bangunan di Surga
Dari Ibnu Umar:
Rasulullah ditanya tentang surga, “Bagaimanakah surga?” Beliau menjawab, “Barang siapa yang masuk surga akan terus hidup tak akan mati, terus akan mendapatkan kenikmatan tidak akan susah, tak akan lapuk bajunya, dan tak akan hilang masa mudanya.” Ditanyakan, “Wahai Rasulullah, bagaimana bangunannya?” Beliau menjawab, “Ada yang batanya dari perak dan ada yang dari emas, (adukan) semennya adalah misik, kerikilnya adalah mutiara dan permata, dan tanahnya adalah za’faran.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)
  • Kemah-Kemah di Surga
Allah berfirman:
“(Bidadari-bidadari) yang pandangan mereka hanya kepada suami dipingit dalam kemah-kemah.” (ar-Rahman: 72)
Dari Abu Bakr bin Abdullah bin Qais, dari ayahnya, Rasulullah bersabda:
“Di surga ada kemah dari mutiara yang dilubangi, lebarnya enam puluh mil.” (HR. al-Bukhari)
  • Pasar di Surga
Dari Anas bin Malik , Rasulullah berkata:
“Sungguh di surga ada pasar yang didatangi penghuni surga setiap Jumat. Bertiuplah angin dari utara mengenai wajah dan pakaian mereka hingga mereka semakin indah dan tampan. Mereka pulang ke istri-istri mereka dalam keadaan telah bertambah indah dan tampan. Keluarga mereka berkata, ‘Demi Allah, engkau semakin bertambah indah dan tampan.’ Mereka pun berkata, ‘Kalian pun semakin bertambah indah dan cantik.” (HR. Muslim)
  • Sifat-Sifat Wanita Surga
Allah dan Rasul-Nya telah menyebutkan sifat-sifat wanita surga, di antara sifat wanita surga:
• Akhlak dan Tubuh Mereka Telah Disucikan
Allah berfirman:
“Bagi mereka istri-istri yang telah disucikan.” (al-Baqarah: 25)
Asy-Syaikh Abdurahman as-Sa’di berkata, “Mereka disucikan akhlak dan tubuhnya. Lisan dan pandangan mereka telah disucikan.”
• Tidak Pernah Disentuh Pria Lain dan Tidak Memandang Pria Lain
Allah berfirman:
“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (ar-Rahman: 56)
• Usia Mereka Sebaya
Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan. (Yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, wanita-wanita yang sebaya.” (an-Naba: 31-33)
• Mereka Dijadikan oleh Allah sebagai Gadis
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (al-Waqiah: 35-37)
Tentang ayat ini, ada dua penafsiran:
1. Maksudnya adalah bidadari.
2. Yang dimaksud adalah wanita dari kalangan bani Adam, yakni Allah l kembalikan mereka menjadi gadis.
Dalam satu riwayat disebutkan, “Pernah seorang wanita tua minta agar Rasulullah n mendoakannya masuk surga. Rasulullah n berkata, ‘Wahai Ummu Fulan, surga tidak dimasuki wanita tua.’ Wanita itu pun kembali dan menangis. Rasulullah n lalu berkata, ‘Kabarkan kepadanya, dia tak akan masuk surga dalam keadaan tua renta, karena Allah berfirman:
‘Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.’(al-Waqiah: 35-37).”
Sifat-sifat di atas hanya sebagian kecil dari sifat wanita surga yang telah disebutkan oleh al-Qur’an dan as-Sunnah.
  • Makanan Ahli Surga
Allah berfirman:
“Dan buah-buahan yang mereka pilih dan daging burung yang mereka inginkan.” (al-Waqi’ah: 20-21)
Buah-Buahan di Surga Banyak dan Tidak Terputus
Allah berfirman:
“Dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, serta kasur-kasur yang tebal lagi empuk.” (al-Waqi’ah: 32-34)
Allah berfirman:
“Buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan), ‘Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu’.” (al-Haqqah: 23-24)
Dari Tsauban, Rasulullah n berkata,
“Seorang penghuni surga jika memetik buah di surga, buah yang lain akan menempati tempatnya.” 
  • Minuman Ahli Surga
Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (Yaitu) mata air (dalam surga) yang darinya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.” (al-Insan: 5-6)
Allah berfirman:
“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.” (al-Insan: 17-18)
Abu Umamah z mengatakan, “Seorang penghuni surga ingin meminum minuman. Datanglah ceret ke tangannya kemudian ia pun minum dan ceret tersebut kembali ke tempatnya.” (Dinyatakan mauquf oleh asy-Syaikh al-Albani)
  • Sungai di Surga
Allah berfirman:
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” (Muhammad: 15)
Kenikmatan Tertinggi: Melihat Allah
Kenikmatan penduduk surga yang paling agung adalah melihat wajah Allah. Allah berfirman:
“Wajah-wajah mereka itu berseri-seri karena melihat Rabbnya.” (al-Qiyamah: 22-23)
“Bagi orang-orang yang berbuat baik al-husna dan tambahannya.” (Yunus: 26)
Para ahli tafsir berkata, “Al-husna adalah surga. Tambahannya adalah melihat wajah Allah.”
Dari Shuhaib, Nabi n berkata, “Ketika penduduk surga masuk ke dalamnya, Allah berfirman, ‘Kalian ingin Aku menambah (nikmat) untuk kalian?’ Penduduk surga pun berkata, ‘Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke surga dan menyelamatkan kami dari neraka?’ Rasulullah berkata, “Allah membuka hijab (sehingga mereka melihat Allah). Tidaklah mereka diberi nikmat yang lebih mereka senangi selain melihat Rabb mereka.” Kemudian Rasulullah n membaca:
“Bagi orang-orang yang berbuat baik al-husna dan tambahannya (Yunus: 26).” (HR. Muslim)
Demikianlah sebagian keindahan dan kenikmatan surga yang Allah persiapkan.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk penduduk surga-Mu!
Bersegeralah ke Surga Allah
Sahabat adalah generasi terbaik umat ini dan paling paham masalah agama, maka mereka adalah orang-orang yang paling semangat mendapatkan surga-Nya. Kita dapatkan banyak riwayat yang menunjukkan semangat para sahabat Rasulullah g untuk mendapatkan surga walau dengan mengorbankan jiwa raga dan harta mereka. Di antara kisah tersebut adalah sebagai berikut.
• Kisah Anas bin Nadhr
Ketika di Perang Uhud, beliau melihat sebagian orang mundur. Namun, beliau tetap maju sembari berkata kepada Sa’d bin Mu’adz z, “Wahai Sa’d, demi Rabb Nadhr, aku telah mencium wangi surga di dekat Uhud.”
Anas z berkata, “Kami temukan di tubuhnya ada delapan puluh lebih tusukan pedang, tombak, atau panah. Kami dapati beliau telah meninggal dan dicacah oleh orang musyrikin. Tidak ada yang mengenalinya selain saudarinya.” (Muttafaq alaih)
• Umair bin al-Humam
Di Perang Badar, ketika Rasulullah n berkata, “Berdirilah kalian untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi!”
Umair bin al-Humam al-Anshari z berkata, “Wahai Rasulullah, surga yang luasnya seluas langit dan bumi?”
Rasulullah menjawab, “Ya.”
Umair berkata, “Bakh. Bakh.”
Rasulullah n berkata, “Apa yang menyebabkan kamu berkata demikian?”
Umair z berkata, “Tidak ada, demi Allah. Hanya saja aku ingin menjadi penghuninya.” Rasulullah berkata, “Engkau termasuk penghuninya.”
Umair lalu mengeluarkan beberapa kurma dari wadahnya kemudian memakan sebagiannya dan berkata, “Kalau aku harus menghabiskan kurma-kurmaku ini, berarti hidup masih lama.” Beliau pun melemparnya dan memerangi musuh hingga meninggal. (HR. Muslim)
• Abu Dahdah
Rasulullah n pernah berkata, “Betapa banyak kurma yang bergelantungan di pohonnya untuk Abu Dahdah di surga.” (Dinyatakan sahih oleh al-Albani dalam Shahih Jami’ush Shagir)
Apa sebab beliau mendapat keutamaan ini? Dalam riwayat lain dijelaskan sebabnya. Ketika turun ayat:
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak?” (al-Baqarah: 245)
Abu Dahdah z berkata, “Wahai Rasulullah, Allah ingin meminjam dari kita?” Rasulullah n menjawab, “Benar, wahai Abu Dahdah.” Abu Dahdah berkata, “Perlihatkanlah tanganmu kepadaku, ya Rasulullah, aku telah meminjamkan kebun kurmaku kepada Rabbku.” Ibnu Mas’ud berkata, “Kebun kurmanya berisi enam ratus pohon kurma.” (Dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam takhrij Musykilatul Faqr)
• Wanita yang Sering Tidak Sadarkan Diri
Seorang wanita datang kepada Rasulullah n dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku sering tidak sadarkan diri (epilepsi) dan (ketika itu) tersingkap hijabku. Doakanlah aku agar disembuhkan oleh Allah.”
Rasulullah n berkata, “Jika engkau mau bersabar, engkau akan mendapatkan surga. Namun, kalau memang engkau mau didoakan, aku akan mendoakanmu.”
Wanita tadi berkata, “Kalau begitu aku akan sabar.”
(Muttafaq ‘alaih)
Marilah kita bersegera mengamalkan amalan yang mengantarkan ke surga Allah, dengan meningkatkan tauhid, iman, dan ketakwaan kita kepada Allah serta melakukan berbagai amalan yang telah dijanjikan dengan surga-Nya.


Jenis Hukuman Bagi Wanita Di Akhirat

Berbagi itu indah, makanya saya sebagai seorang wanita ingin berbagi terhadap kalian khususnya para wanita :)

Sayidina Ali ra, menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah menangis maka dia datang bersama Fatimah. Lalu keduanya bertanya mengapa Rasul menangis. Baginda menjawab, "Pada malam aku di-isra'-kan. Aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Kerana, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya. Puteri Rasulullah kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. "Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih. Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya. Aku lihat perempuan tergantang kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun- ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.

Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri. Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.

Aku lihat perempuan yang kepalanya seperti bab* dan badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya.Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malaikat memukulnya dengan pentung dari api neraka," kata Nabi.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?
  • Rasulullah menjawab, "Wahai puteriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.
  • Perempuan yang digantung buah dadanya adalah isteri yang 'mengotori' tempat tidurnya.
  • Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.
  • Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah kerana ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.
  • Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka kerana ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.
  • Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kala jengking padanya kerana dia shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.
  • Perempuan yang kepalanya seperti bab* dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami."
Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis.
Dan inilah peringatan kepada kaum perempuan.

Sumber Hukum Islam

Sumber Hukum dalam Islam, yaitu:
1.Al Quran
Adalah kitab suci Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk memperbaiki keadaan umat manusia dalam hal agama, keduniaan serta keakhiratan mereka.
2.Al Hadits
Adalah segala ucapan Nabi saw. dan amal perbuatannya yang menjelaskan prihal hokum-hukum islam serta memberi petunjuk kepada seluruh manusia pada hokum-hukum itu.
3.Al Izma
Adalah kesempatan para muztahidnya umat islam setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. dalam suatu masa dari semua masa mengenai perkara manapun juga.
4.Al Qiyas
Adalah menyesuaikan atau mencocokan sesuatu perkara yang tidak ada dalilnya kepada perkara yang sesamanya sebab kedua perkara itu bersamaan mengenai sebab hukumnya.

AL HADITS

Dari Ibnu Mas’ud ra, ia berkata Rosulullah saw bersabda sesungguhnya jujur menunjukan kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukan ke Surga, dan  sesungguhnya seseorang pasti berkata benar sehingga ia dicatat disisi Allah sebagai seorang yang benar, dan sesungguhnya bohong itu menunjukkan kepada kecurangan, dan sesungguhnya kecurangan itu menunjuk ke Neraka, dan sesungguhnya seseorang benar-benar berkata bohong sehingga ia di atat disisi Allah sebagai seorang pendusta.

Matnul Hadits
Yang disebut dengan matnul hadits adalah pembicaraan atau materi berita yang dioper oleh sanad terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rosulullah saw., sahabat ataupun tabi’i. Baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan nabi maupun sahabat yang tidak bisa di sanggah oleh nabi misalnya perkataan sahabat An-nas Bin Malik:
“kami bersembahyang bersama-sama Rosulullah saw. pada waktu udara sangat panas. Apabila salah seorang dari kami tak sanggup menekankan dahinya diatas tanah, maka ia bentangkan pakaiannya lantas sujud diatasnya”.

Sifat-sifat Rowi
Tiap-tiap seorang dari rowi-rowi hadits itu hendaklah bersifat:
1.Tidak terkenal sebagai pendusta
2.Tidak dituduh sebagai pendusta
3.Tidak banyak salahnya
4.Tidak kurang telitinya
5.Pasiq
6.Tidak ragu-ragu
7.Tidak ahli bid’ah
8.Tidak kurang kuat hafalannya
9.Tidak sering menyalahi rowi-rowi yang kuat
10.Tidak-tidak terkenal (Rowi yang terkenal adalah seorang yang terkenal oleh 2 orang ahli hadits di zamannya)

Al Hadits Sebagai Sumber Hukum
Hampir seluruh umat islam telah sepakat menetapkan Al Hadits sebagai salah satu undang-undang yang wajib ditaati, baik berdasarkan petunjuk akal, petunjuk nash-nash Al Quran maupun izma para sahabat.

Hadits Qudsi
Hadits Qudsi disebut juga hadits rabbani atau hadits ilahi, ialah:
“sesuatu yang dikabarkan Allah kepada Nabinya dengan melalui ilham atau impian, yang kemudian menyampaikan makna dari ilham atau impian tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri”.
Perbedaa Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi
1.Hadits Qudsi biasanya diberi cirri-ciri dengan dibubuhi kalimat-kalimat (qala <yaqulu> llahu)
2.Fima yarwihi ‘anil lahi tabaroka wata’ala
3.Lapadz-lapadz lain yang semakna dengan apa yang tersebut diatas, setelah selesai penyebutan Rowi yang menjadi sumbernya yakni sahabat.
Sedang untuk hadits nabawi tidak ada tanda-tanda yang demikian misalnya:
“Dari Abu Zarr Jundab Bin Junadah, dari Rasullullah Saw. berdasarkan berita yang disampaikan Allah tabaroka wata’ala bahwa Allah telah berfirman: wahai hambaku! Aku telah mengharamkan dzalim terhadap diriku sendiri. Aku telah jadikan perbuatan dzalim itu terlarang antara kamu sekalian. Karena itu janganlah kamu saling dzalim mendzalimi (H.R Muslim).

Perbedaan Hadits Qudsi dan Al Quran
Semua lapadz-lapadz Al Quran adalah mukhjizat dan mutawatir, sedangkan hadits Qudsi tidak demikian halnya. Ketentuan hokum yang berlaku bagi Al Quran tidak berlaku bagi bagi Al Hadits, setiap huruf yang dibaca dari Al Quran memberikan hak pahala kepada pembacanya sepuluh kebaikkan. Meriwayatkan Al Quran tidak boleh dengan maknanya saja berlainan dengan Al hadits.


Ilmu Mustolahul Hadits
Kebanyakkan muhadditsint membagi ilmu ini kepada 2 bagian, yaitu:
1.Ilmu Hadits
2.Usulil Hadits
Ilmu Hadits ialah ilmu pengetahuan tentang sabda, perbuatan, pengakuan, gerak-gerak dan bentuk jasmaniah Rasulullah saw. beserta sanad-sanad dan ilmu pengetahuan untuk membedakan keshohihannya, kehasanannya, kedho’ifannya dari pada lainnya, baik mattan maupun sanadnya.
Ilmu Usul Hadits ialah suatu ilmu pengetahuan yang menjadi sarana untuk mengenal keshohihan, kehasanan, dan kedho’ifan hadits, mattan maupun sanad dan untuk membedakan dengan yang lainnya.

Ta’rif Hadits Shohih
Yang dimaksud dengan hadits shohih menurut muhadditsin adalah:
“hadits yang diriwayatkan oleh rowi yang adil, sempurna ingatannya, sanadnya bersambung-sambung, tidak ber’illat dan tidak janggal.
Syarat-syarat hadist shohih ada 5 syarat, yaitu:
1.Rowinya bersifat adil
2.Sempurna ingatannya
3.Sanadnya tiada putus
4.Hadits itu tidak ber’illat
5.Tiada janggal

Ta’rif Hadits Hasan
Para ulama muhadditsin tidak sependapat dalam menta’rifkan hadits hasan. Perbedaan itu sudah barang tentu mempunyai efek yang berlainan.
At-turmudzy menta’rifkan hadits hasan dengan hadits yang pada sanadnya tidak terdapat orang yang tertuduh dusta, tiada terdapat kejanggalan pada mattanya dan hadits itu diriwayatkan tidak dari satu jurusan yang sepadan maknanya.