Secara garis besar ajaran-ajaran agama islam itu
terbagi menjadi dua bagian,yaitu:
1. Aqidah
2. Syari’ah
Aqidah adalah
ajaran-ajaran islam yang berhubungan dengan pokok-pokok kepercayaan.
Syariah adalah
ajaran-ajaran agama islam yang berhubungan dengan tata cara atau tata laksana
ibadah kepada Allah SWT. baik yang langsung (mahdloh) maupun yang tidak
langsung (ghoir mahdloh), yang menurut penggambaran Al Quran sering disebut
dengan Amal Shaleh.
Pokok-pokok kepercayaan itu adalah:
Aliimaanu
antuu mina billahi wamalaikatihi wakutubihi warusuulihi wabilyaumil aakhiri
watuumina bilqadari khairihi wasyarrihi
Artinya: “Iman itu adalah bahwasannya engkau percaya
kepada Allah,MalaikatNya,Kitab-kitabNya,Rasul-rasulNya dan kepada Hari Akhir
dan engkau percaya kepada takdir baik dan takdir buruk.”
Diantara
sekian banyak ayat Al Quran yang menjelaskan masalah tersebut kita kutipkan
satu diantaranya yaitu Al Anbiya ayat 25 yang berbunyi:
Wama
arsalnaa min qablika mirrasuuli illa nuuhii ilaihi annahu lailahaillaa ana
pa’buduuna
Artinya: “Dan kmi tidak mengutus seorang rasulpun
sebelum kamu,melainkan kami wahyukan kepadanya: Sesungguhnya tiada Tuhan
melainkan Aku,maka beribadahlah kepadaKu.”
Pengertian
Tauhid
Menurut bahasa Tauhid itu berupa masdar dari
kalimat:
Wahhada = Menyatukaan
Yuwahhidu = Akan
tetap menyatukan
Tauhiida = Menyatukan
dengan sebenar-benarnya menyatukan
Jadi menurut pengertian bahasa bahwa orang yang menganggap/menjadikan/meng’itikadkan
adanya sesuatu itu hanya satu,maka itulah namanya Tauhid menurut bahasa.
Al Jurjani dalam At Taripatnya yang terkenal telah
menulis tentang arti Tauhid:
Tauhid menurut bahasa
adalah satu ketetapan bahwa sesungguhnya sesuatu itu hanya satu dan pengetahuan
bahwa sesungguhnya sesuatu itu hanya satu. Sedangkan menurut ahli
hakikat,Tauhid itu adalah membersihkan zat ketuhanan dari segala bentuk yang
tergambar dalam pemahaman dan terbayang dalam bayangan dan ingatan.
Adapun menurut istilah Tauhid itu adalah:
‘itiqadun
annallaha waahidun lasyariikalahu
Artinya: “’Itikad (kepercayaan dan keyakinan) bahwa
sesungguhnya Allah itu satu dan tidk ada sarikat baginya.”
Sumber
Tauhid Dan Kedudukannya
Mengingat
pengertian Tauhid seperti yang telah diterangkan maka tidaklah sulit untuk
diambil satu kesimpulan bahwa yang menjadi sumber pokok Tauhid adalah kalimtut
tauhid/lailaahaillallah. Kadang-kadang kalimat itu bisa dimutlakan untuk satu
jumlah dan dari sebagian jumlah perkataan untuk satu tujuan dan kalau mereka
mengatakan kalimah tauhid maka yang dimaksud adalah lailaahaillallah.
Waqadru
wiya’anibni ‘abaasin annalkalimatath thayyibata hiya qaulu lailaahaillallahu
Artinya: “Sesungguhnya telah diriwayatkan dari Ibnu
‘Abas bahwa sesungguhnya kalimah toyyiba itu adalah ucapan LAILAAHAILLALLAH.”
Salah satu ayat yang menjelaskan surat ini adalah
surat Muhammad ayat 19 yang berbunyi:
Fa’lamuu
annahu lailaahaillallahu
Artinya: “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak
ada Tuhan melainkan Allah.”
Syarat
Syahnya Tauhid
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa sumber Tauhid
dan kedudukannya,bahwa Tauhid itu baru dianggap tetap dan benar apabila
memenuhi 2 syarat yaitu naïf ban istbat.
Kalimat yang agung sungguh telah mencakup kepada
nafi dan istbat. Kalimtut tauhid telah menafikan sebuah ketuhanan selain Allah
dengan ucapan (lailaaha), dan
kalimatut tauhid telah mengistbatkan Ketuhanan hanya bagi Allah dengan ucapan (illallah).
Yang
Menafikan Tauhid
Dari sekian banyak ketuhanan yang dapat menafikan
Tauhid itu, semuanya akan bertumpuk dn tidak akan keluar dri 4 induk yng pokok,yaitu:
1.Al ‘Alihah
2.At Thawaghit
3.Al Andad
4.Al Arbab
Artinya
bentuk dan corak ketuhanan yang selain Allah SWT. sendiri yang Esa itu,
semuanya juga akan termasuk kepada salah satu induk pokok yang 4 tadi. Satupun
tidak ada yang keluar dari induk pokok yang 4 tadi.
1.Al ‘Alihah
Syeh
Muhammad Bin Abdul Wahab telah menulis dalam kitabnya Al Jawahirul Madliah
tentang tarif Al ‘Alihah.
Fal
alihatu maqashodtuhu bisyaiin minjalbi khoiri audaf’I dlorri faanta
muttakhidzuhu aalihaa
Artinya: “’Alihah adalah apa saja yang dittuju oleh
engkau dengan maksud untuk mendapatkan sesuatu kebaikan atau untuk dapat
menolak sesuatu kemudlaratan/bahaya. Maka, (tatkala itu) berarti engkau telah
mengangkatnya, menjadikannya sebagai Tuhan.
2.At Thawaghit/Ath Thogut
Para
ulama dalam memberikan definisi kepada Ath Thogut berbeda mattan antara satu
dengan yang lainnya. Namun demikian jiwanya tetap satu dan sama.
Ath Thogut asalnya diambil dari kalimat At Thughyan
yang artinya melewati batas. Berkata Umar Bin Al Khotob Ath Thogut artinya
syetan, sedangkn kt Jabir Ath Thawaghit adlh par dukun yang turun kepada mereka
itu syetan (keduanya diriwayatkan oleh Ibnu Khatib). Dan kata Imam Malik Ath
Thogut adalah setiap apa yang disembah dri selain Allah.
3.Al Andad
Al
andaadu jam’u niddin wa huwal mumaatsilu almukafi u
Artinya: “Al Andad jamaknya dari niddun,yng artinya
adalah yng menyamai.”
Kemudian Jamaludin Al Qossimi menulis dalam
tafsirnya Al Andad jamaknya niddun yaitu persamaan. Kalimat niddun itu biasanya
tidak dipakai kecuali hanya bagi persamaan yang menyalahi.
4.Al Arbab
Arrobb itu dimutlakkan kepada: Raja/pemilik,tuan dan
pemberi nikmat. Dan apabila lapadz Arrobb dimutlakkan tanpa di’idlofatkan, maka
tidaklah dimaksudkan dari padanya itu kecuali hanya kepada Tuhan pemelihara
yang disembah. Dan apa yang datang dalam Al Quran dari lapadz Arrobb itu, maka
dia itu hanya untuk Allah ‘Azzawajala saja, kecuali pada tempat yang sedikit
yang mengandung arti Raja/pemilik.
Yang
Mengitsbatkan Tauhid
Yang
mengitsbatkan Tauhid bersumber kepada empat pokok,yaitu:
1.Al Qoshdu
2.Mahabbah wat ta’dhim
3.Al Khauf
4.Ar Roja
1.Al Qoshdu
Al
qoshdu tawajjaha ilaihi wa’tahadahu
Artinya: “Menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah dn
berpegang teguh kepadanya.”
2.Al Mahabbah wat ta’dhim
Al Mahabbah itu dapt diartikan kepad 5
pengertian,diantaranya:
Al
mahabbatu almailudda imu bilqolbilha imi
Artinya: “Al Mahabbah itu adalah kecenderugan yang
kekal dengan hati yang senang.”
Al
mahabbatu muwaa fiqotul habiibi fil masyhadi walmughiibi
Artinya: “Al mahabbah itu adalah
mementingkan/mengutamakan/mendahulukan kekasih (Allah) atas semua yng dianggap
sahabat.”
Al
mahabbatu iitsarul mahbuubi ‘alaa jamii’il mashhuubi
Artinya: “Al mahabbah itu adalah sesuai dengan
kekasih (Allah) baik pada waktu berada dihadapan maupun pada waktu tidak berada
dihadapan.”
Al
mahabbatu badzlul majhuudi watarkul I’tiraadli ‘alal mahbuubi
Artinya: “Al mahabbah itu adalah menghabiskan segala
kesungguh-sungguhan dan meninggalkan
penolakkan atas kekasih (Allah).”
Al
mahabbatu tauhibdul mahbuubi bikholishil iraadati washidqith thalabi
Artinya: “Al mahabbah itu adalah menunggalkan
kekasih (Allah) dengan kehendak yang murni dan tuntutan yang benar.”
Dari beberapa pengertian Al Mahabbah itu maka dengan
ringkas dapatlah ditarik satu kesimpulan bahwa mahabbah kepada Allah itu
artinya mendahulukan,mengutamakan,dan mementingkan Allah dari pada yang
selainnya dalam segala hal dan dalam segala wakttu dan tempat. Firman Allah
dalam surat Al Baqarah ayat 165:
Waminannasi
mayyattakhidzu minduunillahi andadaa yuhibuu nahum kahubbillahi walladziina
aamanuu asyaddu hubbanlillahi
Artinya: “Dan diantara manusia ada orang yang
menjadikan (sesembahan) dari selain Allah sebagai tandingan-tandingan;mereka
mencintainya sebagaimana mencintai Allah dan mereka orang-orang yang beriman
itu sangat mencintai Allah.”
Menurut Ibnu Qoyyim menerangkan bahwa yang dimaksud
dengan walladziina aamanuu asyaddu
hubbanlillahi. Ada 2 macam:
1.Mereka orang-orang yang beriman itu sangat
mencintai Allah melebihi cintanya para penyembah An-dad kepada Andad-andadnya
dan Tuhan-tuhan yang mereka cintai dan
agungkannya.
2.Mereka orang-orang yang beriman itu sangat
mencintai Allah melebihi cintanya orang-orang musyrik kepada Andad-andad
mereka.
3.Al Khauf
Sebagaimana
Al Muhabbah, maka Al Khauf itupun dilihat dari sudut bahasa mengandung banyak
pengertian yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Dan diantara
sekian banyak arti Al Khauf itu, kita ambil salah satunya seperti yang
dijelaskan oleh Syie Khul Islam Ibnu Qoyyim.
Al khaufu idlthiraabul qalbi wahar katuhu
mintadzakkuril mukhowwafi
Artinya: “Al Khauf adalah goncangnya hati akibat
mengingat yang ditakutinya.
Dikemukakan oleh Shohibul Manadzil
Al Khaufu huwal inkhila’u min thumaa niyanatil amni
bimuthoo li’atil khobari
Artinya: “Al Khauf adalah lenyapnya perasaan
ketenangan dan keamanan akibat datangnya berita (yang menakutkan).”
Al Khauf itu terbagi kepada beberapa bagian seperti
berikut ini:
1.Al Khauf
Thabi’I artinya takut menurut sepanjang thabi’at
2.Khaufus Sirr artinya takut kepada patung-patung
yang disembah selain Allah
3.Al Khaufu Mim Ba’dlin Nas artinya takut kepada
sebagian manusia
4.Ar Roja’
Ar Roja’ diterangkan ada beberpa macam diantaranya:
Ar Roja’ adalah merasa bergembira dengan kemurahan dan keutamaan
Tuhan wata’ala sert merasa tenang karena nampaknya kemurahan Allah SWT.
Ar rojaau huwats tsiqatu bijuudirrobbi
Artinya: “Ar Roja’ adalah berpegang kuat dengan
kemurahan Tuhan (Allah SWT)
Ar Roja’ adalah suatu penuntun yang dapat menuntun
hati kepada wilayah yang dicintai yaitu Allah SWT dan tempat akhirat, dan yang
dapat membaikkan langkah baginya.
Tipe Ar Roja’ Yang Terpuji
1.Berperngharapannya seseorang akan mendapat
kemurahan dan keutamaan Allah. Dia rajin beramal yang bersifat ketaatan diatas nur yang terang
dari Allah.
2.Seseorang yang banyak melakukan dosa kemudian dia
bertaubat daripada dosa-dosanya dengan taubatan nasuha. Setelah itu dia
berharap akan mendapat ampunan,kemurahna dan keutamaannya.
Ar Roja’ seperti yang disebutkan termasuk Ar Roja’
yang terpuji. Dan Ar Roja’ yang seperti itu pulalah roja yang termasuk slh satu
unsur yang mengitsbatkan tauhid.
Pengucapan Syahadat
Pengucapan
syahadat itu tidaklah akan memberi manfaat kepada orang yang mengucapkannya
kecuali dengan kumpulnya 7 syahadat yaitu:
1.Dengan ilmu yang dapat menafikan kebodohan
2.Dengan keyakinan yang dapat menafikan keraguan
3.Dengan penerimaan yang dapat menafikan penolakan
4.Dengan kepatuhan/ketaatan yang dapat menafikan
peninggalan (tidak mau meninggalkan)
5.Dengan keikhlasan yang dapat menafikan kemusyrikan
6.Dengan kebenaran yang dapat menafikan kedustaan
7.Dengan kecintaan yang dapat menafikan kebalikannya